Agama Mengecam Game PUBG – Saat ini media Indonesia sangat ramai membahas mengenai fatwa MUI terhadap game PUBG (Player Unknowsn’s Battle Grounds) besutan perusahaan pengembang game, Tencent Games. Pasalnya, setelah peristiwa penembakan massal di Selandia Baru, di mana pelaku penembakan menyinggung sebuah game ternama Fortnite (sebuah game tembak-tembakan berbasis online dan bergenre battle royale), ternyata membawa dampak yang cukup menghebohkan para pemain game di Indonesia.
Wajib diketahui, model game battle royale yaitu di mana pemain dengan tepat waktu (waktu sekarang/nyata) bergabung baik secara solo, duo, atau squad bertarung meraih posisi pertama. idn poker
Masing-masing pemain (baik secara mandiri atau berkelompok) akan bertahan dan mengeliminasi pemain lain, sampai tersisa hanya satu orang / kelompok di akhir permainan. https://www.benchwarmerscoffee.com/
Game PUBG dan Fortnite jumlah pemain yang bertarung dalam 1
game battle royale berjumlah 100 orang. Intinya, yang hidup paling akhir adalah
yang menang.
PUBG dan Fortnite saat ini memang menjadi game online
bergenre battle royale yang sedang populer di dunia. Game PUBG sendiri yang
rilis pada tahun 2017, berhasil memikat banyak kalangan untuk download dan
bermain. Pemain lintas platform PUBG sendiri sudah mencapai 400 juta orang.
Saat ini di Indonesia, game PUBG tetap menduduki game yang paling laris untuk genre game FPS terbaik yang dimainkan oleh masyarakat. Bahkan presentase pemain wanita pun cukup banyak peminatnya. Artinya game ini disukai oleh semua jenis kelamin.
Bagaimanakah permainan PUBG?
Berhubung saat ini game PUBG sangat ramai digandrungi oleh
masyarakat, artikel ini akan membahas game PUBG ini. Di awal permainan, game
ini mengharuskan pemain membuat ID atau akun dirinya. Membuat karakter pemain
sesuai yang diinginkannya. Seperti kebanyakan game online lainnya.
Setelah itu, baru pemain dapat bertarung baik secara
individu, atau berkelompok dengan teman, atau berkelompok dengan pemain lain
bukan teman. Artinya, pemain akan bertemu pemain lainnya dalam satu game. Setiap
gamenya, 100 orang pemain akan bertemu dalam satu tempat. Ketika 100 pemain
berkumpul, mereka akan diterjunkan ke sebuah map , sebagai lokasi pertarungan.
Masing-masing orang akan terjun sesuai keinginan mereka.
Setelah terjun, para player akan berusaha bertahan dengan
strategi masing-masing dan dengan kemampuan masing-masing untuk bertahan hidup.
Mencari senjata, menembak pemain lain (yang merupakan musuh), dan mencapai zona
aman yang telah ditentukan oleh sistem. Akan tiba saatnya waktu, di mana zona aman
akan berpindah, dan para pemain akan dipertemukan dengan para lawannya untuk
bergabung secara kelompok untuk melakukan perlawanan dalam perang.
Memang di dalam permainan ini, karena genre nya adalah battle royale, dan tipe tembak-tembakan, maka sudah sewajarnya ada yang dibunuh dan membunuh. Namun, bukan berati kekerasan yang ada di dalam game ini seheboh yang diberitakan. Yang dibunuh hanya karakter pemain. Dan sebagai pemain game ketika karakter mereka terbunuh, adalah hal yang biasa. Bahkan seringkali adegan-adegan lucu dari pemain muncul di permainan ini (lihat Youtube). Permainan ini memiliki beberapa server di dalamnya. Pemain Indonesia seringkali bermain di server Asia.Anggota lainnya berasal dari Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, KRJP.
Dan ketika semuanya berkumpul pada server Asia, kita juga
dapat menemukan orang-orang negara lain dan tidak hanya Indonesia. Pengalaman
saya bertemu dengan orang Malaysia, China, India, Singapura, Thailand, dll.
Disinilah silaturahmi budaya, bahasa dan pertemanan terjalin.
Bukankah hal yang bagus, ketika bermain game, bertemu dengan
orang-orang dari negara lain, saling membantu mengatur strategi, bermain
bersama dan menikmati permainan. Bukankah dari permainan ini sedikit banyak
suatu saat akan mampu mendatangkan devisa negara?
Sisi lain bermain PUBG
Memang game PUBG adalah game yang berbasis kekerasan.
Artinya, untuk mencapai kemenangan, harus membunuh karakter player lain.
Intinya adalah adanya kegiatan kekerasan seperti menembak, menghunus pedang,
melepaskan anak panah, mengeluarkan magic untuk menghancurkan musuh seperti
dalam game-game lainnya.
Entah apakah ada penelitian dan kajian mendalam apakah game
mempengaruhi pola pikir seseorang untuk berbuat kekerasan.
Berdasarkan PM Kominfo No 11 Tahun 2016, tentang Klasifikasi
Permainan Interaktif Elektronik, game PUBG termasuk golongan game untuk 18+,
atau 18 tahun keatas. Namun, di lapangan, anak SD yang telah memiliki akun
dapat bermain secara bebas.
Apakah regulasi di Indonesia yang masih kurang ketat, atau perlu adanya pengawasan dari berbagai pihak, edukasi ke orang tua yang paling dekat, misalnya?
Bermain PUBG, menurut saya seperti ketika kita bermain game
lainnya. Kecenderungan untuk adiktif atau mempengaruhi pola pikir adalah
masalah pribadi dan kedewasaan cara berpikir masing-masing orang. Untuk anak
remaja dan dibawah umur, memang perlu pengawasan.
Apakah PUBG layak haram?
Wacana ini muncul setelah adanya kasus penembakan di dua
masjid di Selandia Baru. Kemudian MUI pun mulai membahas apakah game ini layak
untuk dikaji atau tidak. Di media pun banyak yang kontra dan ada pula yang pro
agar wacana ini dikaji sampai tahap kementrian dan DPRD.
Pertanyaan utamanya adalah apakah benar perlu adnya kajian
yang me nyatakan bahwa PUBG haram? Kenapa harus PUBG ? Sedangkan yang menjadi
kasus penembakan massal di Selandia Baru adalah Fortnite?
Sebbgian orang berpendapat bahwa, ada sedikit benarnya
ketika MUI mengeluarkan wacana tersebut. Pada awalnya, hal ini memang skeptis
terhadap wacana haram PUBG. Namun, ada sisi lain yang perlu kita lihat ketika
wacana itu muncul.
Yang pertama yaitu terjadinya peristiwa di Selandia Baru
yang membawa berita duka di hati seluruh dunia. Banyak pihak yang kemudian
antisipatif agar kejadian itu tidak terjadi di negaranya masing-masing.
Pelaku yang melakukan penembakan massal ini memang cenderung
bersifat rasistem teori “The Great Replacement”-nya yang ia gunakan
sebagai alasannya melakukan penembakan massal itu, tetapi ia juga menyinggung
bahwa game penembak(Fortnite) adalah latihan untuk digunakan menembak.
Hal ini kemudian yang disoroti MUI Jabar sebagai salah satu
bahan untuk tindakan antisipasi. Mengingat Indonesia adalah negara dengan
penduduk muslim terbesar di dunia. Maka tekanan dari berbagai pihak agar MUI paling
tidak memberikan tindakan yang nyata untuk umatnya di Indonesia.
Kemungkinan besar adalah mengantisipasi masyarakat muslim
agar menjauhi hal-hal yang dilarang agama, salah satunya adalah kekerasan.
Dari sisi agama, tindakan kekerasan adalah hal yang dilarang
oleh Tuhan. Dalam bentuk apapun, dalam hal ini, game. Juga antisipasi,
bibit-bibit terorisme yang menggunakan game sebagai ajang latihan berperang.
Antisipatif tersebut wajar dilakukan. Namun, sekali lagi diperlukan kajian
mendalam.
Saat memainkan sebuah game sebenarnya tidak bisa dikaitkan
dengan agama. Perlu dipertimbangkan kemajuan teknologi, pengetahuan, sisi-sisi
positif game tersebut. Karena game bersifat universal.
Semua yang bermain game tidak memandang agama, suku,
golongan, ras. Artinya game adalah hiburan yang dimainkan semua orang secara
sadar.